Menjadi seorang trainer merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Betapa tidak? Trainer tidak hanya diminta unggul dalam kemampuan public speaking, namun juga secara keilmuan. Oleh karena itu, seorang trainer tidak akan berhenti belajar. Karena semua kemampuan yang dimiliki harus terus diperbarui dan diperbaiki. Terlebih lagi dengan kecanggihan teknologi saat ini. Jangan sampai seorang trainer tertinggal informasi dan kala update dengan peserta pelatihannya.
Apakah mudah menjadi seorang trainer? Jawabannya tidak. Trainer bukanlah seseorang yang berbicara tanpa isi kepada orang lain. Juga bukan seorang yang diharapkan patut menjadi panutan dalam segala hal. Sayangnya di masyrakat kita sangat mudah dikelabui oleh penampilan. Banyak trainer yang terkenal hanya karena penampilan yang baik dan tutur kata menarik. Padahal apa yang disampaikan sama sekali tidak berbobot. Lalu, di mana letak kesalahan? Bagaimanapun juga, seorang trainer harus terlatih dan tidak asal pandai berbicara. Inilah pentingnya proses standarisasi rekrutmen trainer.
Sangat disayangkana jika perusahaan asal-asalan merekrut seorang trainer. Sebab dampaknya tidak terjadi saat ini, bisa dalam waktu dekat dan waktu yang masih panjang. Proses rekrutmen trainer hendaknya dilakukan dengan baik dan terstruktur. SElain kemampuan, hendaknya trainer juga memiliki sikap yang baik. pembacaan teks juga dilakukan. standarisasi rekrutmen pintar digunakan untuk melihat kesatuan tidak.