Menyampaikan Pidato yang MenyihirMenyampaikan Pidato yang MenyihirMenyampaikan Pidato yang MenyihirMenyampaikan Pidato yang Menyihir
  • Home
  • Inhouse Training
    • SEMINAR
    • TRAINING
    • MENTORING
    • CONSULTIING
  • Public Training
    • Speak To Change For Confidence
    • Speak To Change For Professional Speaker
  • Komunitas
    • Associate
    • Affiliate
    • IKAAT
  • Artikel
  • Tentang Kami
    • Tentang Kami
    • Trainers & Mentor
  • Kontak
✕

Menyampaikan Pidato yang Menyihir

  • Home
  • Blog
  • Akademi Trainer
  • Menyampaikan Pidato yang Menyihir
Published by Afifah Aja at 08/03/2018
Categories
  • Akademi Trainer
  • Artikel
  • CORPORATE TRAINING INDONESIA
Tags
  • business training
  • communication coaching
  • communication training
  • corporate training indonesia
  • finance skill
  • Inhouse training
  • interpersonal training
  • leadership training
  • marketing training
  • public speaking
  • secretary skill

Menyampaikan Pidato yang Menyihir

Akademi Trainer .Presiden pertama Soekarno dikenal sangat piawai dalam berpidato. Kedahsyatan dari pidatonya diakui tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, banyak pemimpin negeri lain juga mengagumi kemampuannya. Keahliannya ini tercatat dalam beberapa buku, salah satunya pada “Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat” yang menyampaikan bahwa Bung Karno mampu membuat putri-putri keraton Solo berlarian mendengar pidatonya.

Tidak seorang pun merasa bosan apabila mendengar pidato dari Bung Karno. Sang singa mimbar ini memiliki beberapa cara untuk menyihir para audiens agar selalu memperhatikan setiap kata yang diucapkannya, salah satu diantaranya adalah penggunaan irama bahasa dan dampak suara. Terdapat sebuah penelitian oleh Albert Mehrabian yang menyebutkan bahwa intonasi suara berkontribusi sebesar 37% dari pesan yang ingin disampaikan, sedangkan isi pesan tersebut hanyalah 7% (sisanya sebesar 56% adalah bahasa tubuh). Jika ada ketidaksinkronan dari intonasi suara dan isi perkataaan Anda, maka yang dipercaya oleh si penerima pesan adalah komponen yang persentasenya lebih besar (dalam hal ini intonasi).

Dalam hal intonasi suara, Soekarno terkadang menyampaikan pidatomya dengan berbisik dalam ketenangan yang membeku sehingga membuat hadirin berdebar, terkadang berteriak untuk memberi tanda bahaya ataupun semangat pada sebuah ajakan, dan cara lain dalam mengungkap segala gemuruh rasa. Penyelarasan intonasi suara dengan pesan menjadikan pendengar akan menangkap secara utuh sebuah gagasan sehingga tidak menimbulkan kesalahan pemahaman. Selain itu, penggunaan intonasi monoton dalam pidato sangat berpotensi untuk menjadikan audiens bosan. Ketika Anda berbicara dengan nada yang datar dari awal hingga akhir, memungkinkan pada pertengahan presentasi, para pendengar sudah memiliki kesibukan masing-masing.

Share
0

Related posts

19/08/2021

Fenomena WFH dan Pandemi Berdampak Pada Keberlangsungan Perusahaan


Read more
19/08/2021

Memilah Info Yang Melejitkan Potensi Diri


Read more
04/08/2021

Saatnya Untuk Berani Jago Bicara


Read more
04/08/2021

Perbanyak Sudut Pandang


Read more

Kontak Kami

Jl. H. Djayadi No.46, DKI Jakarta
0812 16 32 07070812 9032 0101

Terbaru

  • 0
    Fenomena WFH dan Pandemi Berdampak Pada Keberlangsungan Perusahaan
    19/08/2021
  • 0
    Memilah Info Yang Melejitkan Potensi Diri
    19/08/2021
  • 0
    Saatnya Untuk Berani Jago Bicara
    04/08/2021
  • 0
    Perbanyak Sudut Pandang
    04/08/2021
  • 0
    Bagaimana Pengelolaan SDM Di PLN Hadapi Krisis Pandemi Covid 19
    21/07/2021
  • 0
    Tips #DirumahAja Anti Bosan Dan Anti Stres Ala Akademi Trainer
    09/04/2020
  • 0
    7 Manfaat Skill Public Speaking
    24/03/2020
  • 0
    Kenali Gejala Infeksi Corona Dari Hari 1 – 9
    17/03/2020
  • 0
    Alasan Game Based Learning Menjadi Pembelajaran Yang Efektif Dan Menguntungkan Bagi Generasi Digital
    06/03/2020
  • 0
    Menaklukan dan Hal Yang Disukai Millenials
    03/03/2020
© 2022 Betheme by Muffin group | All Rights Reserved | Powered by WordPress