Trainer yang sukses memiliki beberapa aspek, di antaranya menguasai materi dan situasi. Penguasaan materi jelas menjadi modal utama jika seseorang ingin menjadi seorang trainer. Jika tidak ada keahlian satupun, maka apa yang akan dilatihkan kepada orang lain? Sayangnya masih banyak di antara kita yang menganggap profesi trainer sangat mudah didapat dan dilaksanakan. Kenyataannya, praktek pekerjaan trainer tidaklah mudah. Mari kita simak cara menyusun kompetensi trainer di bawah ini.
Seorang trainer senior biasanya akan diminta melatih trainer muda yang jelas masih minim pengalaman. Nah, supaya kompetensi trainer muda ini baik, maka perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini
Sangat disarankan bagi seorang trainer untuk fokus pada keahlian tertentu. Tujuannya agar pemahaman dan pengembangan keahlian dapat berjalan secara kontinu. Dengan demikian penguasaan materi tidak terpecah yang dapat pemahaman peserta pelatihan. Pengembangan materi sangat perlu dilakukan mengingat perubahan zaman yang semakin tak terkendali. Apalagi dengan teknologi. Satu langkah saja tertinggal, maka orang lain siap menggantikan.
Sementara untuk public speaking, hampir semua orang setuju bahwa keterampilan ini wajib dimiliki oleh trainer yang ingin sukses. Berbicara memang mudah, namun ketika dengan berbicara sanggup memengaruhi orang lain, itu tidak mudah. Masih banyak orang mengeluhkan tidak mendapat apa-apa selepas menjalani pelatihan. Hal ini dikarenakan mereka tidak mendapat pengalaman berarti selama pelatihan. Mungkin saja trainer mereka hanya menyampaikan materi dan tidak menguasai kondisi pelatihan. Sehingga kegiatan terasa sangat membosankan.
Dua kompetensi inilah yang dirasa perlu dikuasai oleh calon trainer maupun trainer muda. Selain kedua hal ini, pengalaman juga turut andil dalam kesuksesan di masa depan. Demikian beberapa cara menyusun kompetensi trainer ini.